Pages

Sunday, September 7, 2014

I Know You ED

0 comments
"You are a fat woman who live in fantasy being thin, you are a pig when you eat is disgusting. That's why nobody loves you, your husband used to cheated on you with uglier girl but with hot body, and now controlling you, restrict you, all guilties are yours. Beauty isn't just a face, you are a pig even you put on make up you are still a pig. If those thighs are huge, mama, than what are my thighs, yeah they are mammoth thighs filled with fat and disgusting junk. Your skinny sister in law can eat anything but still skinny to death, while you eat very little you are still fat. Your arms can flabbing till you can hear the sounds so ugly and disgusting. Why don't I cut your arms, thighs, and bit here and there... Stop eating you fat pig!"
- ED 

Tuesday, October 8, 2013

Aku Ini Tidak Ada

0 comments
Aku tak punya Bapa
Aku hanya memiliki Ibu
Ibu adalah alam semesta,
bintang-bintang adalah saudaraku,
dan Bulan adalah kekasihku.

Aku tak punya Bapa
Aku hanya memiliki Ibu
Ibu adalah Tanah Airku,
laut adalah sahabatku,
dan gunung-gunung adalah sangkakalaku

Aku tak punya Bapa
Aku hanya memiliki Ibu
Aku adalah aku, aku ada bagimu.
Tapi aku tidak pernah ada dimana pun...

Monday, January 21, 2013

Sepanjang Jalan

0 comments
Kulihat dari jendela bus yang kunaiki dari Semarang menuju Salatiga
Setiap wajah yang terlintas, entah tua-muda, laki-laki- perempuan, anak-anak hingga remaja
Kucoba membaca apa yang ada didalamnya, apa yang mereka rasakan
Hanya satu yang tidak kulihat, sebuah senyuman

Seorang bapak tua menaiki motor dengan wajah susah
Seorang pemuda penjaga toko dengan mata melamun
Seorang bapak sedang membersihkan tangki
Seorang ibu-ibu gemuk menenteng belanjaan berat

Orang tua sedang merokok sambil menyipitkan mata
Ibu muda menggendong anaknya mencuci baju
Dua orang sedang berdebat dengan serius
Dan banyak-banyak lagi...

Apa yang mereka rasakan?
Apa yang mereka pikirkan?
Apa yang mereka hadapi?
Apa yang mereka inginkan?

Mungkin mereka hanya sedang berseteru
Mungkin mereka hanya sedang melamun
Mungkin mereka tidak semenderita tanpa senyuman itu
Mungkin mereka memang tidak kenapa-kenapa sama sekali

Tetapi senyuman itu tidak ada satu pun yang kulihat
Sepanjang perjalanan hanya wajah cemberut, tertekuk, serius, tegang
Aku membayangkan seandainya aku mereka, apa yang aku rasakan?
Aku memikirkan diriku sendiri, apakah aku sudah tersenyum pada diriku sendiri?

Terpikirkah aku untuk memberikan senyuman pada orang lain, supaya mereka pun tersenyum padaku? 

Senangnya membayangkan mereka sedang tertawa bahagia
Senangnya membayangkan senyuman anak-anak
Senangnya membayangkan orang-orang tua tertawa tanpa tekanan
Senangnya membayangkan senyuman-senyuman bahagia itu

Absennya senyuman sepanjang perjalanan itu seolah-olah mengatakan
Bahwa dunia ini sedang tertekan, dan lenyap dalam kegalauan hati masing-masing orang
Aku mencoba tersenyum di pagi hari, di depan cermin,
dan mengatakan pada diri sendiri “Hari ini akan menjadi lebih baik daripada kemarin, bila pun ada kemunduran itu akan kujadikan pelajaran supaya aku tidak melakukan kesalahan di esok hari.”

Aku tersenyum pada orang pertama yang kutemui, dia balik tersenyum padaku
Kuharap dia bertemu dengan orang lain dan tersenyum padanya, orang lain ini pun tersenyum pada yang lain, begitu seterusnya...

Maka kuharap dunia ini menjadi lebih cerah, tegar, dan mampu bertahan
Senyuman adalah salah satu hal yang paling berharga, yang semua orang bisa berikan
Senyuman adalah penyegar hati yang lelah, yang semua orang pernah rasakan
Namun sering dilupakan dan diremehkan...

Tentang BULAN

0 comments
Bulan itu cantik... Bulan itu menawan... Bulan itu sedih... Bulan itu kesepian...

Angin Malam dan kawanan Bintang mempertemukan Bulan dengan calon jodohnya...

Yang pertama berupa batu besar yang kokoh...

"Siapa kamu?" tanya Bulan, "Aku adalah Asteroid, badanku besar dan perkasa.  Aku akan melindungimu selalu, dan kita akan menciptakan asteroid-asteroid kecil pelindung Alam Semesta!" jawab Asteroid dengan lantang.

Bulan menggelengkan kepala, serentak Angin Malam menghembuskan nafasnya dengan kencang, menghembuskan Asteroid kembali ke angkasa malam... 

Yang kedua berupa serbuk-serbuk berkilauan...

"Siapa kamu?" tanya Bulan "Aku adalah Serbuk Jupiter, badanku mungkin tampak lemah tapi mematikan. Aku akan membungkusmu dengan hangat, dan dengan kilau serbukku ini cahayamu akan kupantulkan jauh jauh ke luar Angkasa." jawab Serbuk Jupiter sambil tersenyum kilaunya

Bulan menggelengkan kepala, serentak Angin Malam menghembuskan nafasnya dengan kencang, menghembuskan Serbuk Jupiter kembali ke Sabuk Jupiter rumahnya...

 Berbagai calon yang datang, tidak ada yang menaklukkan hati Bulan. Angin Malam dan kawanan Bintang berkerumun memulai pembicaraan yang membuat telinga Bulan gatal... "Kenapa...?"

"Bulan yang cantik nan menawan, kenapa kamu menolak semua calonmu? Siapa kah yang kau inginkan?" tanya Angin Malam

"Aku ingin berada disini, disamping Bumi... Dialah yang kucintai... Walaupun jarak sangat jauh, dan mungkin saja dia tidak memperhatikan aku, tidak tahu kalau aku ada..." Bulan menatap Bumi dengan sayang...

"Dia tahu kalau kamu ada Bulan! Tapi dengan Bumi?? Dia sudah banyak cacat, banyak bakteri munafik yang dia pelihara dipermukaan kulitnya. Banyak gas-gas yang dia semburkan menyampahi langit! Wajahnya pun tidak ada bagus-bagusnya sama sekali!" protes dari kawanan Bintang.

 "Bulan harus dengan Bulan! Itu lebih pastinya!" Kata Angin Malam tegas, "Bulan! Kamu sangat cantik nan menawan, hanya Bulan lain yang layak meminangmu, bukan Bumi yang berwajah busuk seperti itu. Cantik untuk yang cantik, kalian akan menjadi pasangan serasi di seluruh angkasa semesta!"

Apa yang akan terjadi pada Bulan bila dia terus memilih Bumi? Apa yang akan terjadi pada Bulan bisa dia memilih Bulan lain? Beritahu aku akan kefisikan dan kepantasan Hal ini sungguh membuatku sangat pusing berkeputusan Hai Bulan, apa yang akan kamu katakan padaku?

Cinta dan Waktu

0 comments
Cinta mengeluh pada sang waktu, "Kau akan selalu ada dan selalu abadi, sedangkan aku tidak"

Waktu membalas pada Cinta, "Sayang, kamu tidak mengerti. Kamu tidak menuakan sesuatu, dan tidak membiarkan sesuatu itu mati setelah semuanya berlalu. Kau akan selalu ada tidak mengenal batas ruang dan waktu"